Tanya Jawab Seputar Global Warming
Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)?
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)?
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatankegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca secara global.
Apakah pemanasan global sungguh sungguh terjadi?
Third Assessment Report, sebuah laporan yang disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) –sebuah panel di bawah PBB yang anggotanya lebih dari 700 orang yang merupakan para pakar dan peneliti mengenai pemanasan globalmenyimpulkan bahwa bumi perlahan-lahan bertambah panas dan bumi berada dalam keadaan bahaya.
Jika manusia tidak mencari jalan untuk menghentikan pemanasan global, suhu rata-rata bumi diperkirakan akan naik antara 2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit (atau kurang lebih antara 1,4 – 5,8 derajat Celcius) sampai akhir abad ke-21.
IPCC juga menyimpulkan bahwa pemanasan global yang dicatat dalam 50 tahun terakhir ini terjadi akibat kegiatan manusia –terutama dari pembakaran bahan bakar fosil yaitu batubara, minyak bumi dan gas- yang meningkatkan jumlah gas rumah kaca di atmosfer. Para ilmuwan itu juga yakin bahwa dampak perubahan iklim “terjadi di semua lingkungan dan benua”, tetapi tidak ada teknologi yang mampu untuk menurunkan dan mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca (ERK) dan penyebabnya?
Efek Rumah Kaca dapat digambarkan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itu lah yang disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak dari Efek Rumah Kaca.
Apakah Efek Rumah Kaca merupakan proses alami?
Ya! Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbondioksida (CO2),metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6 derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Apa sajakah yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca?
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6) hanya menyumbang kurang dari 1%.
Darimanakah emisi karbondioksida dihasilkan ?
Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara): 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll), 27% dari sektor transportasi, 21% dari sektor industri, 15% dari sektor rumah tangga & jasa, 1% dari sektor lain-lain.
Apakah penghasil utama emisi karbondioksida?
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara.
Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara
akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
Kedua, pembakaran kendaraan bermotor.
Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer per tahun?
Siapakah penghasil emisi karbondioksida paling besar?
Setiap kepala penduduk di negara barat mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih banyak daripada penduduk di negara-negara berkembang! Lima pengemisi karbondioksida terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ini yang menyebabkan PHal ini yang menyebabkan Protokol Kyoto HANYA mengharuskan negara-negara maju, yang juga kaya, untuk menurunkan emisinya lebih dahulu. Ironisnya, Cina sebagai negara berkembang menunjukkan sikap kepemimpinan dalam menanggapi isu Perubahan Iklim, berkebalikan dengan negara-negara industri yang kian terpuruk. Emisi karbondioksida Cina pada tahun 1998 turun hingga 4% dengan tingkat ekonomi naik hingga lebih dari 7%.
Emisi Gas Rumah Kaca sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah Kaca India.Dan, total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat emisi Gas Rumah Kaca Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang besar, seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, dan Argentina, tidak melebihi emisi Amerika Serikat.
Apa sajakah dampak-dampak Perubahan Iklim?
Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan meningkat 1.5 – 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan yang digunakan “melihat dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa” (wait and see, and do nothing), suhu rata-rata permukaan bumi naik dengan cepat maka akan terjadi perubahan permukaan bumi secara radikal, akibatnya akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan manusia. Kenaikan suhu permukaan bumi sebesar satu derajat Celcius akan menaikkan permukaan laut setinggi limabelas centimeter, yang akan menenggelamkan jutaan rumah dan pesisir. Penguapan akan meningkat sehingga akan menimbulkan kekeringan. Kekeringan menimbulkan kegagalan panen yang mengakibatkan kelaparan di mana-mana. Penyakit malaria dan demam berdarah menyebar dengan cepat kemana-mana. Cuaca buruk, badai topan, yang dipicu oleh fenomena iklim seperti El NiƱo, akan menjadi suatu hal rutin.
Dampak-dampak lainnya:
1. berdampak kepada kehidupan sosial - budaya
- bagi petani tidak ekonomisnya pertanian akan menyebabkan alih fungsi lahan danbergantinya corak produksi.
- bagi nelayan tidak melaut berarti tidak makan, seiring meningkatnya intensitas badai
- budaya yang lahir akibat interaksi manusia dengan alam akan tercabut, seperti contoh masyarakat Tuvalu yang tercabut dari peradabannya akibat daerah mereka tenggelam.
- Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
2. Dampak bagi ekonomi
- semakin meningkatnya intensitas bencana akan merusak infrastruktur yang amat penting bagi laju pertumbuhan ekonomi
- bencana juga menyebabkan manusia kehilangan harta benda dan menyebabkan mereka menjadi miskin
- rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana akan memerlukan biaya yang sangat besar
3. Dampak bagi kelangsungan makhluk hidup
- Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
- Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya coral bleaching dan kerusakan terumbu karang diseluruh dunia
- Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
4. Dampak bagi kesehatan manusia
- Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, sepertimalaria, ke daerah-daerah baru karenabertambahnya populasi serangga (nyamuk)
- suhu yang ekstrim akan menyebabkan semakin lamanya firus bertahan hidup sehingga menyebarluaskan penyakit
- kenaikan suhu 1 derajat C menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000 pertahun akibat malaria, diare dan malnutrisi ( WHO; 2005 )
5. Derdampak bagi lingkungan hidup
- Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
- Mencairnya es dan glasier di kutub
- Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
- Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkanbanjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Dampak bagi pertanian dan pangan
- tidak menentunya cuaca akanmempengaruhi pola pertanian
- semakin cepatnya penguapan menyebabkan krisis air untuk pasokan irigasi
- ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan akan menyebabkan kerentanan pangan, pada akhirnya kemiskinan bagi petani dan kelaparan bagi umat manusia.
7. Dampak bagi pariwisata
- Bali adalah pulau yang hidup dari pariwisata dimana pantai adalah sebagai obyek unggulannya. Naiknya permukaan air laut ( sea level rise ) akan menyebabkan rusaknya kawasan pantai, dan tentu saja nilai jual pantai tersebut akan menurun serta berpengaruh kepada kelangsungan pariwisata di Bali.
Bagaimana kita dapat meramalkan Perubahan Iklim sementara kita tidak dapat meramalkan cuaca ?
Penting untuk dimengerti perbedaan antara iklim dan cuaca.
Iklim : Pola cuaca yang terjadi dalam jangka waktu panjang, 30-100 tahun. Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin.
Cuaca : gejala alam yang terjadi dan berubah dalam waktu singkat. Contoh: cuaca, suhu, angin, dll. Iklim adalah cuaca secara umum. Nah, cuaca di kawasan tertentu sulit untuk diramalkan secara detail, dari minggu ke minggu. Sementara, pola cuaca selama bertahuntahun (iklim), lebih mudah untuk diketahui, dimengerti, dan diramalkan.
Apakah El Nino ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
El Nino adalah fenomena alami yang telah terjadi sejak berabad-abad yang lalu, walaupun tidak selalu dengan pola yang sama. Ia merupakan gelombang panas di garis ekuator Samudera Pasifik. Kini, El Nino muncul setiap 2 – 7 tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada peningkatan temperatur bumi. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di bumi benarbenar berhubungan. Para ilmuwan menguji bagaimana Pemanasan Global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat mempengaruhi El Nino: akumulasi Gas Rumah Kaca di atmosfer “membantu” menyuntikkan panaske Samudera Pasifik. Oleh karena itu, El Nino muncul lebih sering dan lebih ganas dari sebelumnya.
Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungannya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
Masalah lingkungan dan kesehatan manusia yang terkait dengan penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan Global. Walaupun begitu, kedua fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar) memberikan kontribusi yang sama terhada penipisan lapisan ozon dan Pemanasan Global. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun, meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global, melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia, dan menurunnya hasil panen. Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-negara industri sudah tidak memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat, CFC akan benar-benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya karbondioksida, CFC juga merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih tinggi disbanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC diatmosfer mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam waktu sangat lama, berabad-abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.
Negara mana yang menyumbang gas rumah kaca terbesar?
Data terakhir menunjukkan Amerika Serikat menyumbang 720 juta ton gas rumah kaca setara CO2 –yang merupakan 25% dari emisi total dunia- yang setara dengan 20,5 ton per kapita. Emisi gas rumah kaca dari pusat pembangkit listrik di Amerika Serikat saja lebih besar daripada total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di dunia). Sektor energi menyumbang sepertiga total emisi gas rumah kaca AS. Emisi gas rumah kaca AS sektor energi lebih dari dua kali lipat dari emisi India. Dan total emisi gas rumah kaca AS masih lebih besar dari dua kali emisi gas rumah kaca Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang besar seperti misalnya Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia dan Argentina, tidak melebihi emisi AS.
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi kontribusi Gas Rumah Kaca?
Penting diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus dikurangi! Jadi harus dibangun sistem industri dan transportasi yang TIDAK bergantung pada bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Kalau perlu, TIDAK menggunakannya SAMA SEKALI!
Karena Perubahan Iklim adalah masalah global, penyelesaiannya pun mesti secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan Kerangka Konvensi untuk Perubahan Iklim (Framework Convention on Climate Change) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka konvensi ini mengikat secara moral semua negara-negara industri untuk menstabilkan emisi karbondioksida mereka. Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi target. Langkah selanjutnya berarti membuat komitmen yang mengikat secara hukum dan memperkuatnya dalam sebuah protokol. Dibuat lah Kyoto Protocol atau Protokol Kyoto. Tujuannya: mengharuskan negara-negara industri menurunkan emisinya secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.
Siapa itu WALHI??
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHII/ Friends of the Earth Indonesia) Bali adalah lembaga non-profit yang bergerak untuk membela lingkungan dan sumber- sumber kehidupan. WALHI Bali mempunyai program seperi studi pesisir, kampanye perubahan iklim, penggalangan volunteer (khususnya anak muda yang kreatif dan mempunyai kepedulian terhadap kondisi lingkungan hidup di Bali), dan pendampingan-pendampingan masyarakat.
WALHI Bali dilarang untuk menerima dana dari lembaga pemberi hutang, lembaga keuangan internasional, pemerintah, perusahaan yang mendapatkan uang dari perusakan lingkungan dan korupsi. Tapi WALHI Bali mendapatkan dana dari donasi-donasi sukarela dari orang-orang yang peduli dan orang yang mempunyai komitmen kuat dalam penyelamatan lingkungan, SEPERTI ANDA!
Keterangan lebih lanjut untuk informasi donasi kepada WALHI, silahkan hubungi:
WALHI Bali
Contact person: Agus Suwesnawa (Div. Penggalangan Sumber Daya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar