Jumat, 07 Desember 2007

Dewan Sorot Pengamanan Global Warming

http://www.nusabali.com/opendoc.php?page=0&id=19969&date=2007-12-07%2011:29:31


DENPASAR, NusaBali
Jumat,30 November 2007


DPRD Bali meminta pengamanan Pulau Dewata secara menyeluruh, bukan hanya terfokus ke Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, tempat digelarnya KTT Perubahan Iklim dan Pemanasan Global (Global Warming), 3-14 Desember 2007. Dewan juga meminta polisi tidak melakukan pengamanan secara berlebihan, seolah Bali ini sedang gawat dan akan ada perang.

Permintaan Dewan ini terlontar dalam acara tatap muka Komisi I DPRD Bali dengan Kapolda Bali Irjen Paulus Purwoko di Denpasar, Kamis (29/11). Dalam tatap muka itu, terkuak bahwa kesibukan aparat belakangan membuat tidak nyaman warga yang melintas di Nusa Dua. Bahkan pedagang lawar pun diusir dari Nusa Dua. "Ini seperti akan ada perang saja, sampai pedagang pun tidak dibolehkan berjualan di kawasan Nusa Dua," cetus anggota Komisi I DPRD, Wayan Sutena. Namun, Sutena memaklumi, itulah memang protap pengamanan kegiatan berskala internasional. Anggota Komisi I DPRD lainnya, Wayan Arditha, meminta polisi memberikan pengamanan menyeluruh di Bali, bukan hanya memusatkan pengamanan di Nusa Dua. Perlu ada pengamanan makro yang sasarannya seluruh Bali. Selain itu, polisi juga diminta untuk memberikan informasi sistem pengamanan, karena wisatawan yang datang ke Pulau Surga merasakan kesan akan terjadi sesuatu. "Petugas mesti memberikan informasi yang benar, agar tidak ada ketakutan wisatawan. Perlu ada sistem pengamanan makro, menyeluruh di Bali," ujar Arditha. Reaksi Kapolda? Menurut Kapolda Purwoko, sistem pengamanan saat ini memang terfokus di Nusa Dua. Soal antisipasi ketakutan wisatawan, menurut Kapolda, sudah dilakukan penyebaran informasi, kemudian pendekatan kepada delegasi bahwa hal seperti ini lumrah terjadi jika ada kegiatan berskala internasional. Kapolda menegaskan, polisi memang harus ekstra ketat dalam pengamanan Bali. Masalahnya, teroris saat ini sudah tidak lagi menggunakan cara-cara lama dalam menyerang sasaran. Kalau sebelumnya menggunakan bom yang diledakkan, kini teroris ubah taktik. "Dulu teroris meledakkan bom di satu titik, sekarang sudah menggunakan motor, langsung menyasar titik yang akan diserang dengan senjata," tegas Kapolda. Di lain sisi, jajaran kepolisian terus berupaya menggedor semua lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif mengamankan KTT Global Warming. Kalangan pengusaha pun dilibatkan dalam pengamanan event akbar yang digelar badan dunia PBB ini. Terkait upaya pengamanan ini, jajaran Polres Badung mengundang sekitar 450 orang dari kalangan pengusaha hotel, vila, restoran, dan pemilik rumah kos untuk diberikan pembinaan, Kamis kemarin, di Mapolsek Kuta Utara. Hanya saja, cuma 70 pengusaha yang hadir di sana. "Seluruh kalangan pengusaha diharapkan turut dalam antisipasi pengamanan KTT (Global Warming)," tegas Kapolres Badung, AKBP Abdul Latief Maulana Said, dalam arahannya. Menurut Kapolres, kalangan pengusaha hotel, vila, dan restoran mesti terlibat aktif, karena bisnis yang dikelolanya merupakan tempat berkumpulnya wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Tempat seperti restoran sangat rawan, "Karenanya, seluruh pengusaha dapat segera melaporkan kejadian yang dirasa mencurigakan di tempat usahanya ke Polsek terdekat," katanya. Di sisi lain, Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat) Indonesia Bersatu Provinsi Bali siap terjunkan 1.000 personelnya guna mendukung suksesnya KTT Global Warming. Menurut Ketua Pekat Indonesia Bersatu Provinsi Bali, I Wayan Gede Suyatartha, ini sebagai bagian dari tanggung jawab bela negara seperti disebut pasal 30 UUD 1945. "Khusus untuk pasukan, kami akan laksanakan apel siaga dan gelar pasukan di Lapangan Puputan Badung, Minggu (2/12) nanti," jelas Suyatartha didampingi sejumlah pengurus harian Brigade dan Laskar Pekat Bali. Nantinya, Pekat Bali akan membangun Pos Komunikasi (Posko) pengamanan di sejumlah titik strategis. Di antaranya, di Pelabuhan Benoa. Sementara, lima helikopter milik Mabes Polri yang telah diterjunkan ke Bali sejak pekan lalu, secara bergantian terbang rendah mengitari sejumlah daerah di Pulau Dewata. Selain memantau kawasan darat dari udara, helikopter itu juga menyambangi daerah perairan Bali, terutama yang berbatasan dengan Lombok dan Jawa. Menurut Kabid Humas Polda Bali, Kombes AS Reniban, dalam melakukan pemantauan dari udara, petugas yang berada di dalam heli juga dilengkapi alat penginderaan jauh seperti teropong dalam sekala besar. "Bila dari atas ditemukan ada hal-hal mencurigakan, petugas dengan pesawat radionya akan melaporkan ke Posko pengamanan yang tersebar di sejumlah tempat," kata Reniban dilansir Antara, Kamis kemarin. Selain helikopter, Mabes Polri juga menerjunkan tiga kapal patroli (KP) yakni KP Bhisma, KP Baladewa, dan KP Kresna untuk menjaga perairan Bali. Belum lagi kapal buser FPB 26 yang kerap disebut kapal siluman. Kecuali itu, Mabes Polri juga mengerahkan 12 anjing pelacak dengan berabagai keahlian. Maklum, KTT Global Warming merupakan perhelatan akbar internasional yang akan dihadiri sekitar 15.000 delegasi dari 168 negara anggota PBB.

nat,cr17

Tidak ada komentar: