Jumat, 07 Desember 2007

Global Warming Puncaknya Kaliyuga

http://baliguide.biz/?p=337

Global Warming Puncaknya Kaliyuga

Dulu saya pernah menulis tentang KALIYUGA, suatu zaman dimana terjadi kehancuran didunia ini. Ada 4 zaman yg perulangannya terjadi setiap 1000 tahun sekali, yaitu: Kaliyuga, Tertayuga, Kertayuga dan Satyayuga. Masing2 zaman memiliki karakter tersendiri spt Satyayuga yg merupakan the golden age, Kertayuga sbg zaman kemakmuran, Tertayuga sbg balancing age, dan Kaliyuga yg merupakan the madness age atau zaman edan. Kaliyuga atau zaman Kali adalah era dimana Dewi Kali sbg penguasa kehancuran dikatakan sedang merajalela mencari mangsa. Kekuatan Dewi Kali menimbulkan kegelapan dalam kehidupan alam beserta isinya. Zaman Kali memiliki beberapa ciri seperti: kondisi alam yg tidak stabil, bencana alam yg tidak pernah putus kayak gunung meletus, banjir, tsunami, gempa bumi, angin putting beliung, topan, dll. Manusia yg hidup dizaman Kali ini tidak luput dari pengaruh jahat Sang Kali. Manusia tidak pernah berhenti memuaskan egonya, bila perlu menghancurkan manusia lain untuk melakukan suatu penguasaan. Ratio tidak lagi menjadi pertimbangan utama dalam bertindak. Everything is halal katanya. Yang paling parah adalah berkembangnya paham Balanisasi yang melihat segala sesuatunya secara terbalik, yang baik dikatakan jahat dan yg jahat dikatakan baik. Zaman Kali pernah terjadi ketika meletusnya perang Mahabharata antara Pandawa dan Korawa.

Tidak salah jika banyak para ahli dan peminat spiritual mengatakan zaman modern sekarang inilah yg disebut dengan Kaliyuga. Kita bisa lihat bagaimana perang terjadi diberbagai negara dgn alasan apapun. Di Indonesia sendiri kita pernah mengalami musibah yg tidak pernah putus. Mulai dari tsunami Aceh, gempa Yogya, banjir Jakarta, gunung Kelud, Merapi, dll pada meletus, bahkan Bali-pun sempat kena angin puting beliung. Tengok saja ulah manusia yg membabat hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua demi kepuasan ekonomis. Berita terbaru di TV kemaren beberapa daerah di Jakarta, Semarang, Surabaya dan Sulawesi terendam banjir ketika hujan baru turun beberapa jam saja. Belum lagi air rob yg menggenangi daerah Jakarta Utara sampai melumpuhkan akses ke bandara SoekarnoHatta. Secara luas bisa kita lihat bagaimana udara telah tercemar dengan emisi gas karbon yg sangat tinggi. Air bawah tanah yg merupakan sumber kehidupan mahkluk bumi ini juga tidak terlepas dari pencemaran timbal dalam jumlah signifikan.

Kondisi alam yg tidak bersahabat ini menimbulkan kecemasan bagi manusia. Para pakar lingkungan mulai mendengungkan istilah Global Warming yg berdampak kepada terjadinya perubahan iklim (climate change). United Nations (UN) melalui UNFCCC menggelar KTT Perubahan Iklim yg sedang berlangsung sekarang ini di Nusa Dua-Bali dari tgl 3-14 Desember 2007, yg diikuti oleh 189 negara dgn 10.000 orang peserta. Kita berharap konferensi ini mampu menghasilkan hal2 yg bermanfaat buat alam ini serta konsekuen untuk melaksanakannya. Global Warming & Climate Change adalah ciri dari memuncaknya Kaliyuga yang nantinya akan menyebabkan terjadinya seleksi alam secara alami. Kita tidak bisa menghentikan alam ber-evolusi dgn global warmingnya, tapi kita bisa mengeliminir dampak negatif global warming ini dengan mulai mencintai alam kita. Mulai dari lingkungan sendiri kita bangkit untuk memberikan kasih kepada alam dan alampun pasti akan memberikan kasih kepada manusia. Saya berdoa mudah2an 1-2 tahun inilah puncaknya Kaliyuga, karena setelah itu kita akan memasuki Satyayuga sebagai zaman keemasan, zaman dimana alam telah berhenti marah, zaman dimana kedamaian bisa terwujudkan. Dengan demikian, manusia2 kayak kita yg hidup saat ini masih bisa tersenyum menikmati anugerah Tuhan yg luar biasa. Semoga..!!!

Tidak ada komentar: